Penentuan Teknologi Tepat Guna Pemanfaatan Biomassa Kelapa Sawit untuk Pekebun Rakyat Skala UMKM di Sumatera Utara Menggunakan Pendekatan BOCR-AHP
Main Article Content
Abstract
Keberadaan usaha kebun kelapa sawit yang dikelola pekebun umumnya masih terbatas pada usaha penjualan tandan buah segar (TBS) dan simpan pinjam. Ketergantungan pada penjualan TBS tersebut memiliki resiko yang besar terhadap fluktuasi harga yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja usaha kebun. Pemanfaatan biomassa kelapa sawit dapat menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan bagi pekebun sawit serta mendukung ketahanan pangan dan energi masyarakat di pedesaan. Penelitian bertujuan untuk menentukan teknologi pemanfaatan biomassa kelapa sawit yang paling tepat bagi pekebun kelapa sawit dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pekebun dalam pemilihan teknologi pemanfaatan biomassa sawit. Penelitian dilakukan di 4 kabupaten di Sumatera Utara yaitu Langkat, Labuhanbatu, Batubara, dan Serdang Bedagai. Dalam penelitian ini, proses analisis hierarki (AHP) digunakan untuk menentukan teknologi pemanfaatan biomassa yang paling tepat bagi pekebun kelapa sawit. Kriteria yang digunakan adalah manfaat, peluang, risiko, dan biaya, dengan subkriteria meliputi: pendapatan, penyerapan tenaga kerja, kemudahan operasional, potensi bahan baku, potensi pasar, biaya invetsasi, biaya operasional dan pemeliharaan, risiko kegagalan operasional, risiko pasar dan risiko lingkungan. Penelitian menggunakan pendekatan survei, wawancara dan focus group discussion (FGD) dalam memperoleh data primer yang dilengkapi kuisioner. Alternatif teknologi meliputi briket arang tandan kosong sawit, pelet pelepah sawit, kerajinan lidi sawit, jamur tandan kosong sawit, gula merah sawit, pakan ternak berbasis sawit, papan sawit, dan kompos tandan kosong sawit. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Expert Choice. Hasil menunjukkan bahwa dibandingkan alternatif teknologi lainnya, kerajinan lidi sawit merupakan prioritas utama sebagai teknologi paling tepat dikembangkan oleh UMKM pekebun sawit di Sumatera Utara. Hasil analisis regresi multinomial menunjukkan kerajinan lidi menjadi teknologi yang paling banyak dipilih pekebun sawit. Keputusan pekebun memilih kerajinan lidi dipengaruhi biaya investasi. Sementara hasil analisis terhadap alternatif teknologi lainnya menunjukkan bahwa peluang pekebun memilih teknologi jamur tandan kosong dipengaruhi oleh usia dan biaya investasi, sedangkan gula merah sawit dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan teknologi